karya Taufan AP
Seni patung sudah menjadi salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, hal ini terlihat dari peninggalan warisan budaya seni patung yang menjadi bagian daya tarik Indonesia. menurut Hermawan Tanzil dari Dia.lo.gue Artspace, seni dan desain memiliki tanggung jawab untuk mewakili dan mepesentasikan secara visual sejarah manusia. sebuah warisan bukanlah sekedar simbol antik dari masa lampau, namun seorang perupa seni sudah seharusnya mempelajari sejarah untuk terus maju, mencari relevansi pribadi dalam konteks kontemporer.
karya Arya Pandjalu
Gagasan tersebut yang melandasi Dia.lo.gue Artspace mengadakan pameran bertajuk
contemporary eye of indonesian art & culture heritage. Pameran ini tidak hanya sekedar memamerkan karya, namun juga sebagai hasil proses penafsiran dari percakapan antara pematung dengan objek yang menjadi insprasinya."yang bisa dilihat dalam pameran ini ialah, seorang seniman mempunyai otoritas dalam berkarya. mereka memiliki kemerdekaan penuh dalam memilih medium, merancang, dan menemukan konsep dalam berkarya," kata Dolorosa Sinaga salah satu
exhibitor pameran ini.
Karya Nus Salomo
Pameran yang berlangsung tanggal 15-17 April 2015 ini menampilkan karya kontemporer dari 8 pematung, yakni Anusapati, Arya Pandjalu, Budi Santoso, Dolorosa Sinaga, Awan Parulian Simatupang, Nus Salomo, Lenny Ratnasari Weichert, dan Taufan AP. Para seniman ini dengan bebas menafsirkan warisan budaya Indonesia ke dalam berbagai bentuk seni patung kontemporer, "peranan
contemporary art di dalam
heritage menjadi sangat penting, karen seharusnya mereka mengakomodasi perubahan dari
heritage, dan menambah layer baru di dalam perjalananya, tanpa mengurangi esensi penting dalam warisan budaya," ujar
Lin Che Wei CEO PT. Pembangunan Kota Tua Jakarta.
Bayu Raditya Pratama
<3333 great post
ReplyDeleteKarolina Gerspucci