Sunday, December 13, 2015

Museum Ullen Sentalu; Berkenalan Dengan Budaya Jawa

 
Museum ullen sentalu merupakan salah satu museum seni dan budaya jawa yang berada di Pakem, Kaliurang, Yogyakarta. Museum ullen sentalu menawarkan wisata sejarah dan budaya mengenai 4 keraton di Solo dan Yogyakarta. Ullen Sentalu merupakan singkatan dari istilah filosifi jawa "ulating blenjong sejatine tataraning lumaku" yang mempunyai arti sebagai cahaya yang selalu menerangi perjalanan hidup.

Bangunan museum ini terbilang unik karena menyatu dengan alam sekitarnya, Saat memasuki area museum kita akan ditemani oleh seorang pemandu. Ruangan pertama yang kita masuki ialah ruangan gamelan, di dalam ruangan ini kita akan menemukan seperangkat gamelan yang biasa digunakan dalam acara - acara keraton Yogyakarta, selain itu kita juga dapat melihat berbagai lukisan penari yang menarikan tarian - tarian sakral keraton. Selanjutnya kita diajak memasuki sebuah lorong bawah tanah yang disebut Goa Sela Giri, bangunan yang berada di bawah tanah ini dibuat dengan menggunakan bebatuan merapi. Di dalam ruang ini kita akan disuguhkan berbagai lukisan mengenai kisah - kisah dari 4 keraton Solo dan Yogyakarta pada masa Kerajaan Mataram.


Kampung Kambang merupakan area selanjutnya, uniknya area ini dibangun diatas kolam air dengan konsep yang menyerupai labirin. Dalam area ini kita akan melihat 5 ruang pamer yang berbeda, yakni ruang syair untuk Tineke, ruang Ratu Mas, ruang batik Vorstendlanden, ruang batik pesisiran, dan ruang putri dambaan. Sesuai dengan namanya, ruangan tersebut berisi tentang peninggalan, lukisan, serta hal - hal yang berhubungan dengan sejarah dan budaya jawa. Sebelum keruangan lainya kita akan disuguhkan minuman yang disebut jamu Ratu Mas, jamu ini merupakan resep dari bahan alami yang dipercaya dapat membuat awet muda. 

Ruangan selanjutnya disebut koridor Retja Landa, merupakan koridor museum yang berisi patung arca dewa dewi hindu - budha yang dulunya merupakan bagian dari ritual kepercayaan. Setelah itu kita diajak ke dalam suatu ruang pamer berupa patung dan lukisan yang disebut Sasana Sekar Bawana, dalam ruangan ini kita dijelaskan tentang perbedaan antara keraton Solo dan Yogyakarta ketika melangsungkan pernikahan.

Museum ini dikelola swasta yang berkerja sama dengan keraton Yogyakarta, hal ini membuat kebersihan dan keasrian dari museum ini terjaga. Para pengunjung pun masuk secara berkelompok dengan pemandu yang akan menjelaskan setiap detail dari museum, jangan ragu untuk bertanya karena pemandu akan dengan senang hati menjawabnya. Setiap pengunjung museum pun tidak diperbolehkan berfoto ataupun menyentuh benda - benda museum, hal ini amat dijaga agar benda museum tidak rusak dan terjaga keaslianya.


 Bayu Raditya Pratama
 

     

Friday, December 4, 2015

Landscape Anomaly; Bicara Melalui Simbol


Bertempat di Galery Salihara, seniman Eko Nugroho kembali mengadakan pameran tunggalnya di Indonesia setelah vakum selama 4 tahun, pameran yang mengambil tema landscape anomaly ini diakui Eko menghabiskan waktu persiapan sejak setahun yang lalu. Landscape anomaly merupakan cuplikan dari berbagai fenomena masyarakat yang dapat dilihat dari kacamata individu maupun global.


Pameran yang berlangsung dari 22 November - 21 Desember 2015 ini memamerkan 21 karya terbaru Eko Nugroho. Karya nya banyak dipengaruhi dari situasi lingkungan dan sosial politik di sekitarnya, ia kerap kali menuangkan komentarnya melalui simbol - simbol yang berupa lukisan, patung, mural, sampai instalasi seni. Karya Eko Nugroho dapat juga dilihat sebagai plesetan dari situasi sosial politik yang diterjemahkan ke dalam karya seni kontemporer.

Meskipun karya Eko terlihat absurd dan fantasi, namun bila diperhatikan keseluruhan karyanya merujuk pada masalah yang serius dan kerap kali bernuansa politis. Karya Eko Nugroho menggunakan banyak simbol - simbol yang kita ketahui bersama, namun berbeda dari biasanya. Hal inilah yang ia sebut sebagai anomaly dari karya - karya nya.


Karya - Karya Eko Nugroho ini merupakan karya kontemporer yang tidak mudah dimengerti dalam sekali pandang, sekilas karya Eko hanyalah seni instalasi biasa, namun semakin lama dipandang kita akan mengerti bahwa karya tersebut mewakili suatu masalah tertentu. karya - karya Eko Nugroho tidak hanya komunikatif, namun juga mengajak kita merenungi masalah yang terkandung di dalamnya.

Bayu Raditya Pratama