Bangunan museum ini terbilang unik karena menyatu dengan alam sekitarnya, Saat memasuki area museum kita akan ditemani oleh seorang pemandu. Ruangan pertama yang kita masuki ialah ruangan gamelan, di dalam ruangan ini kita akan menemukan seperangkat gamelan yang biasa digunakan dalam acara - acara keraton Yogyakarta, selain itu kita juga dapat melihat berbagai lukisan penari yang menarikan tarian - tarian sakral keraton. Selanjutnya kita diajak memasuki sebuah lorong bawah tanah yang disebut Goa Sela Giri, bangunan yang berada di bawah tanah ini dibuat dengan menggunakan bebatuan merapi. Di dalam ruang ini kita akan disuguhkan berbagai lukisan mengenai kisah - kisah dari 4 keraton Solo dan Yogyakarta pada masa Kerajaan Mataram.
Ruangan selanjutnya disebut koridor Retja Landa, merupakan koridor museum yang berisi patung arca dewa dewi hindu - budha yang dulunya merupakan bagian dari ritual kepercayaan. Setelah itu kita diajak ke dalam suatu ruang pamer berupa patung dan lukisan yang disebut Sasana Sekar Bawana, dalam ruangan ini kita dijelaskan tentang perbedaan antara keraton Solo dan Yogyakarta ketika melangsungkan pernikahan.
Museum ini dikelola swasta yang berkerja sama dengan keraton Yogyakarta, hal ini membuat kebersihan dan keasrian dari museum ini terjaga. Para pengunjung pun masuk secara berkelompok dengan pemandu yang akan menjelaskan setiap detail dari museum, jangan ragu untuk bertanya karena pemandu akan dengan senang hati menjawabnya. Setiap pengunjung museum pun tidak diperbolehkan berfoto ataupun menyentuh benda - benda museum, hal ini amat dijaga agar benda museum tidak rusak dan terjaga keaslianya.
Bayu Raditya Pratama
No comments:
Post a Comment